Lima belas menit kemudian, terdengar telepon. Kubuka seluruh pakaianku sambil terus menindihnya dan menikmati buah dadanya. Bokep Arab Boleh kan?” Jawabnya. Ternyata orangtua Dian menelpon orangtuaku dan menitipkan Dian pada mereka. Kutarik lepas celananya, Dian tersentak dan merapatkan kakinya. Ooooh, nggaaaak, Dian nggak mauuu!” Jeritnya. Dian pun menggeliat dan melenguh lembut saat jariku menari2 di klitorisnya. Tubuh Dian bergetar hebat saat aku menekan dan menggesekan jariku kuat=kuat di klitoris dan vagnya. Tapi cepat2 kusingkirkan pikiran itu. “Malam ini Dian punya Mas, Mas boleh nikmati tubuh Dian sepuasnya” Bisiknya sambil memelukku. “Aaaah, Diaaaan, kamu nikmat sekali, sayang!” bisikku sambil mengulum daun telinganya. Akupun mulai kewalahan menutupi batangku yang mulai berdiri.Selesai masak, kami sepakat makan di ruang keluarga sambil menonton tivi.


