Di rak sebelah, kutemukan tumpukan baju dalam Ratih, kucoba untuk mengintip dan melihatnya. Malah sebenarnya, itu yg aku cari. Bokep Colmek Aku jadi deg-degan dibuatnya, melihat senyumnya tadi, sepertinya hukuman kali ini akan sangat-sangat ’berat’. Lubang pantatku terasa penuh kembali, tp kali ini oleh k0ntol besar Yogi. Tak tahukah mereka kalau nafsuku belum terpenuhi, dan memekku masih ingin lebih…”A-aku masih belum!” aku berkata dgn suara keras, kepada siapa saja yg bisa mendengarnya. ”Hanya sebuah ciuman.” tambahnya untuk menyemangatiku.Aku bingung, ini pilihan yg sama-sama sulit. ”Iya, maaf.” kata Yogi sambil mulai melepas bajunya.Tp suamiku cepat menahan,”Eh, bukan itu.”Yogi menoleh bingung, dan dia langsung tersenyum saat suamiku berkata,”Maaf, teman, lepas celanamu!”Yogi dgn senang hati melakukannya. Sambil meneguk, kami saling berpandangan, dan saling tersenyum penuh pengertian dgn situasi yg sangat aneh ini. Aku dan Ratih sebagai istri, hanya bisa tertawa-tawa saja melihat ulah mereka




















