“Aku sebenarnya tidak enak menceritakannya, tapi kamu sahabatku, aku tak bisa sembunyiin ini darimu…” kata Mamat. Film Porno “Hoaakkkzsz…” gadis itu hampir muntah terkena bogem mentahku. Kami baru saja sampai di depan rumahnya, karena sudah tengah malam, tidak terlihat satu orang di gang, sehingga memudahkan kami masuk ke dalam rumah Rianti. Kami bercerita masa lalu kami yang sangat suram, kami menjadi penjambret, preman pasar, juga menjadi orang sewaan untuk memukul orang. “Syamsul ada buka tambal ban tak jauh dari sini…” kata Rianti mengenalkanku kepada ibunya. “Menari? Rumahnya memang tidak begitu besar, kami harus mencari penghuninya dulu untuk dilumpuhkan agar kami lebih mudah mengais hartanya. “Aku masih pesimis bro… Aku kan belum mapan, apa dia mau dengan aku?…” jawabku.
