Dan akhirnya kami nekad, kutusuk anusnya dari belakang. Bokep Cina kuatur nafasku yang sempat terenggah-engah sebab tingkahnya. Seusai itu kami pun rebahan kembali. “Naik satu lantai lagi mas” jawabnya singkat
“Makasih mbak, maaf telah ganggu perjalanan mbaknya” kata-kata yang ngeluncur gitu aja dari mulutku.“Oh ya mbak ada yang lupa, maaf ya sebelumnya, mbak ini baru ada persoalan ya kog jalannya nunduk serta wajahnya cemberut gitu?” tanyaku sok akrab. “Namaku Okto” jawabku
Kembali kami saling melumat. Semetara dirinya gantungin polo shirt serta celana panjangnya. Akhirnya aku alihkan arah pembicaraan kita, aku tanya padanya, kenapa kog jalan di mall sendiri.Aku mencoba sesantai mungkin, kulepas sepatuku serta kurebahkan tubuhku di atas kasur. Sinta meringis menahan sakit. Dirinya menciumi seluruh tubuhku yang basah oleh keringat. Pikirku dalam hati. Ada tidak sedikit seribu tanya dalam hatiku mengenai gadis ini, tapi sekali lagi kata hatiku menenangkan diriku.
