Dengan tergopoh-gopoh saya berlari ke kantor saya, mengambil dua puluh pound dari laci, lalu berlari kembali menuruni tangga. Bokep Thailand Darjeeling tea, teh yang tergolong mahal. Saya bersimpati padanya, sekaligus mengagumi keberaniannya menceburkan diri ke lingkaran yang begitu ‘hitam’ dan berbahaya itu. Celana dalam yang dipakainya pun hitam transparan menunjukkan rambut-rambut halus di selangkangannya. Kehangatan yang belum pernah saya rasakan selama hidup, karena saya belum pernah sekalipun berpacaran. Di hadapannya, tampak dua orang pria bertubuh tinggi besar. Terlihat sebuah mobil mewah berwarna hitam sedang terparkir di depan kantor. Kaosnya oblongnya agak tersingkap ke atas, membuat perutnya yang indah mengintip nakal. Ia membalas senyuman saya dengan nakal juga. Mata saya ‘kiar-kier’ menahan nikmat, mulut saya terus mengerang-ngerang keenakan. Hal itu membuat Jenny makin bersemangat. Ia terus mengulum, menjilat, dan menghisap, dan entah ngapain lagi di kedua puting saya ini, yang jelas saya













