Mereka semua juga tampak sumringah mendengar aku berkata begitu. Link Bokep Nafasku tercekat. Risih tentunya. Aku melakukannya tanpa protes. Pak Jun… Emangnya Mita seenak itu apa? Di ujung besi itu berbentuk logo. Hehe” ucapnya terkekeh. Tapi aku merasa belum puas. Satu tangannya lalu meremas buah dadaku sementara tangannya yang lain memegangi tanganku. Lakban di mulutku juga dilepasnya.“Sekarang makan dulu ya cantik”Begitu lakban di mulutku lepas, aku segera berteriak. Mungkin benar apa yang dikatakan pak Jun waktu itu, kalau aku memang ditakdirkan untuk dibunuh dan dijadikan makanan.********Malam itu aku lagi horni banget. SIAPAPUN TOLONG AKU… AKU” Dengan suara serak ketakutan aku mencoba teriak sekencang mungkin berharap ada yang mendengar. Ujung pisau itu dengan cepat digoreskan ke telapak tanganku. “Cantik banget kamu… putih mulus…” ucapnya sambil membelai tubuhku. Di tangannya ada pisau. Aku tidak bisa menemukan pintu keluar. Jadi ujung besi yang panas
