Tapi siapa yang peduli dgn bau? Jangan dianggap serius, boy!” Wiarsih mulai sering memanggilku ‘boy’. Bokef Wiarsih kembali merintih. . Tidak ada maksud apa-apa kecuali berjaga-jaga. Gue memilin dgn sgt hati-hati putingnya. . “Sudah. Pasti membutuhkan. “Hehe, iya. Tangannya mulai meraba paha dan meremas zakarku dri luar. Ada beberapa penulis yang hebat dan hampir sebagian besar masih pemula, seperti gue. Ada yang dgn bangganya menuliskan seolah-olah dia begitu perkasa, dgn senjata kelaki-lakiannya yang besar dan panjang dan ada yang dgn jujur menceritakan apa adanya dia. Kemudian gue bekerja di perusahan swasta sampai kemudian gue memutuskan berhenti karena proyek pribadi yang kuterima cukup banyak dan hasilnya sudah lbh dri gaji bulananku. Gue maju dan memeluk Wiarsih. “Wiarsih. Luar biasa. . ” Wiarsih mulai menaikkan tempo goyangan pantatnya.




















