Dia dengan sabar menunggu, menekan pelan, sangat pelan. Bokef Toket dan pantatnya besar. Mataku membeliak dan menggelinjang dengan napasnya seperti tersedak. Memang kamarnya terpisah dari bangunan utama dimana pasangan manula itu tinggal. Suatu malem minggu, dia tidak kemana2. Dia mengelus lututku dengan perlahan. Dia mendorong kembali, tak terlalu dalam, hanya kepalanya yang menyeruak no nokku. Dengan napas tersengal – sengal kami berbaring melekat erat. ”Nikmati saja Nes…” ujarnya. Kamu dah napsu lagi ya”. “Kan biasanya sama ceweknya, asik2an”, godaku lagi. Aku enggerakkan pinggulku, bergoyang dan berputar- putar. Dia mendorong kembali, tak terlalu dalam, hanya kepalanya yang menyeruak no nokku. “Kok om mau ngeremes Ines sih, kan Ines cuma pembantu”, kataku. Sembari mencucupi kedua pentilku tangannya bergerak turun mengelus kedua pahaku yang ditumbuhi bulu halus.Dia bangkit dan melepas kaosnya dan celananya.




















