Agar kejadian kemarin terulang. Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Bokep Thailand Tetapi, aku harus berani. Toh masih ada hari esok.Aku bergegas naik angkot yang melintas. Suara pletak-pletok mendekat.“Ayo tengkurap..!” kata wanita setengah baya itu.Aku tengkurap. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Kring..! Lihatlah, masak ia begitu berani tadi menyentuh kepala Junior saat memijat perut. Masak tidak ada yang bisa dibicarakan. Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku. Tapi masih terhalang kain celana. Aku terlambat setengah jam. Ia cukup lama bermain-main di perut. Ia menyenggol kepala juniorku. Ada sekat-sekat, tidak tertutup sepenuhnya. Aku tertipu. Masih melongo.“Itu jendelanya dirapetin dikit..,” katanya lagi.“Ini..?” kataku.“Ya itu.”Ya ampun, aku membayangkan suara itu berbisik di telingaku di atas ranjang yang putih. Tapi tidak apa-apa toh tipuan ini membimbingku ke ‘alam’ lain.Dulu aku paling anti masuk salon. Kali ini lebih bertenaga dan aku
