Setiba di rumah, kuajak Irfan utk mampir dan ia menerimanya dgn bahagia hati. Vidio XNXX “Jangan ah, kelak suamiku cemburu,” kataku sambil menunjukkan cincin pernikahanku. Dgn manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di dapur, sebab terbukti sebelum memperoleh anak, aku dan suamiku sudah sepakat utk tdk merawat pembantu, jadi saat itu rumahku kosong. Terbukti wajar saja apabila tidak sedikit yg tergoda melakukan itu.Walau di kantor yg lumayan bonafit di kota Malang ini, aku rutin menjaga sikapku, tetapi tidak bisa di pungkiri bahwa aku terbukti dikaruniai wajah yg lumayan cantik dgn tinggi badan 165 cm, berat badan 52 kg, kaki yg jenjang dan sepasang toket yg montok. Spontan kuajak Irfan utk menemaniku bermain dan nyatanya ia menyambutnya dgn bersemangat sebab ia jg menyukai permainan itu. Aku mulai merasa berdosa, sementara di lain pihak, aku sangat menikmatinya dan sangat ingin melakukannya lagi.




















