Tangannya juga sudah menggenggam senjataku yang mulai mengeras.“Uh.. Bokep Live iya nih, gue emang udah gila melihat memek yang indah ini sayang” kataku terengah engah.Akhirnya lidahku hinggap di klitorisnya. elo membuat gue gila..”
“Sama.., gue berterima kasih elo menjaga gue..”
“Gue sayang kamu Jen..” Pemirsa, begitulah ceritanya. “Urip, gue jadi inget cowok gue yang perhatian kayak elo..sama bini elo juga begitu ya?”
“Yah, Jenni.. “Ayo, Urip.. jilat..” Benar benar nikmat melihatnya tersiksa, namun sebetulnya aku lebih tersiksa lagi karena batangku sudah mengeras bagaikan batu. Usai sesi yang melelahkan sore itu, kami kembali ke kamar masing masing.Aku antar dia sampai pintu kamarnya dan janjian ngobrol lagi sambil makan malam.“Hmm..elo kok nggak bawa jaket Jen?” kataku ketika dia kulihat agak meringkuk kedinginan di meja makan.




















