Aku tidak kuat” kataku pada Bimo.“Hahaha… sudah kuduga kamu pasti akan menyerah Di, ok lah kita bertemu siang ini di kantin biasanya”,Aku dengar gelak tawa Bimo di ujung telepon sana.Sesampainya di rumah, seperti biasa dengan senyum indahnya, Yuni menyambut kedatanganku. Bokep China Masakan istriku yang masih hangat terasa begitu nikmat di lidahku. Istriku pinter masak dan bikin kue, di hari libur pasti disempatkannya membuat sendiri kue-kue yang lezat.Akhirnya aku tertidur juga, karena seharian capek kerja ditambah lagi menemani Farhan main kuda-kudaan. Meski di usiaku yang menginjak 38 tahun, namun ketampananku belum pudar, ditambah lagi posisiku di kantor yang cukup mapan, aku yakin tidak terlalu sulit buatku mendapatkan seorang wanita.“Aku tidak mau terjebak dengan komitmen kepada seorang wanita sob, ada usulan lain nggak?”“Kalau tidak mau susah-susah pelihara kambing, langsung beli satenya aja, ngerti kan maksudku di” kata Rudi dengan senyum nakalnya.




















