Tangan kanannya lalu turun dan meraih batang kemaluanku yang tegang. Pinggulku bergerak dan bergerak, pori-poriku meresapi semua kenikmatan yang bisa diraihnya. Bokep Barat Kugeser tubuhku mendekat. Ia menoleh dan memandangku. Aku baru sadar, bahwa jarak antara wajahku dengan wajahnya hanya sekitar tiga puluh senti. “Perjaka. Tapi akhirnya, dengan memejamkan mata, kugerakkan pinggulku, maju dan mundur. Cepat-cepat kualihkan pandanganku. Kuharap tidak,” desisnya kemudian. Tapi pandangan matanya membuatku terpaku. “Letakkan tanganmu di sini,” bisiknya. Kali ini ia menarik salah satu tali bra-nya hingga terjatuh sampai ke lengan. Sampai akhirnya aku merusak suasana dengan pertanyaanku.“Stop!” serunya, membuyarkan lamunanku. Saat aku bergerak hendak bergeser, jemarinya meraih lenganku. Kupejamkan mataku dan mendesah saat jemarinya menemukan batang kemaluanku yang menegang. Ruang tamu yang semula gelap menjadi terang dan terasa hangat. Alunan instrumen membuatku terlena beberapa saat kemudian.“Kamu terangsang,” ia berbisik tiba-tiba.




















