Kont0lku sdh lemas tp masih tertancap di memeknya.Setelah mengatur nafas masing-masing, Fitri berbisik, “Terima kasih banyak Mas.. Bokep Montok Kuturunkan ciumanku ke lehernya. Mas khilaf.. Aku didorongnya supaya tiduran terlentang.Dia mengangkat sarungku, dia pegang dari luar CD-ku.“Besar sekali Maass..” katanya.“Kok celana dalemnya basah? Kita berdua selalu blak-blakan apa adanya. Tangan kanannya tetap menggenggam kont0lku. Mau sekolah nggak?” tanyaku.Dia rupanya kaget saat kutanya begitu.“Eh.. sshh..” dia mendesah agak keras, kudiamkan karena aku yakin saat sekarang di sekeliling kontrakanku pasti sepi.Lalu ciumanku turun ke perutnya. Dadanya yg sedikit membusung itu turun naik dgn teratur. jangan lihat keluar,” katanya sambil menarik lenganku ke dadanya.Lenganku merasakan daging lunak dan hangat di balik dasternya.“Apa si Fitri tdk memakai kaos dalem ya?” batinku.Aku menengok ke Fitri sambil memegang dadanya.“Lho..
