Tapi belum tersentuh kepala juniorku. Bokep Jilbab/Hijab Bodoh amat. Suara pletak-pletok mendekat.“Ayo tengkurap..!” kata wanita setengah baya itu.Aku tengkurap. Semua orang bebas masuk asal punya uang. Aku duduk di tepi dipan. Baunya memang agak lain, tetapi mampu membuat seorang bujang menerawang hingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.“Dik.., jangan dibuka lebar. Kantorku tidak lama lagi kelihatan di kelokan depan, kurang lebih 100 meter lagi. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Tapi belum tersentuh kepala juniorku. Aku jelas mendengarnya dari sini.Kembali ruangan sepi. Makin lama suara sepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletak pelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara itu hilang.Aku hanya mendengus. Lalu dikocok-kocok sebentar. Kali ini lebih bertenaga dan aku memang benar-benar pegal, sehingga terbuai pijitannya.“Telentang..!” katanya.Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Aku masih di atas angkot.




















