Dengan tersenyum aku menjawab, “sebebas yang abang mau”. Bokep Montok “Sudah kapan-kapan bisa kita lanjuti, nanti terlambat” kataku pada akhirnya. Dengan tersenyum aku melepaskan sarungku dan di dekat tempat tidur, aku memandangi kontolku yang telah lemas setelah dua ronde menembakkan peluru cairnya. Setelah beberapa kali, aku mengulum sampai kepangkalnya. Kepala kontolnya yang tak bersunat, menyembul keluar melewati lingkar kepala jamurnya. Tongkat saktinya sudah tegak maksimum.Tangan kananku bergerak mengocok kontolku sendiri agar semakin tegak. Sambil mandi dan bernyanyi kecil. Selama itu pula mulut tak pernah lepas. Kulihat wajahnya meringis. Dan mengeluarkan dompetnya dan menglurkan sebuah kartu pengenal kepadaku. Aku memutar-mutar wajahku ketika tongkat saktinya berada tepat di hidungku sampai dahiku. Padahal aku sudah pernah merasakan anusku digenjot begini, tapi kontolku tak bisa tegang seperti dia.
