Tidak terasa jam telah menunjukkan pukul 23.10 aku mengantarkan Ivone hingga memperoleh taxi, dan sebelumnya dia menghadiahi sebuah kecupan.“Ini cuma awal Dik.. Terlebih ketika aku mulai menciumi lubang kewanitaannya yang menebarkan harum yang khas.“Ah.. Sex Bokep Kok lesu..?” tanyaku.“Eh, nggak. uh..” Ivone mengeliat sambil mengacak-acak rambutku dan lalu sedikit mendorong kepalaku.“Dikii Ivone belum pernah dicium bagian yang paling vital seperti itu. (padahal aku seringnya ke hotel ‘PK’ yang masih satu jalur, hanya lebih di atas), kenapa emang..?” aku balik bertanya.“Enggak, kali aja, kamu mungkin sering bawa pacar-pacar kamu check-in..?” katanya.“Ha.. ungh..”Namun usahaku tidak sia-sia. Dikii.., itu yang jadi alasan kenapa aku minta tolong ama kamu.., soalnya kamu nggak terlalu ambil pusing ama suatu kondisi,” kata Ivone sambil tersenyum.“So, gimana..? Tidak dapat kuucapkan dengan kata-kata kenikmatan yang kurasakan pada seluruh tubuhku.Kumaju-mundurkan pantatku dengan cepat sehingga terdengar ‘keceplok’ perutku menghantam pantatnya seiring dengan
