Mbak Tia mengangguk. Aku terpana. Bokep SMA Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan.Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.Aku terkesima. Jhony! Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.“Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Ooh.. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus.Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.“Suka Jhony?”
“Hmm.. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila
