Kusedot-sedot dan kujilati putingnya yang sudah menegang itu. Bokeb sebagai pernyataan maaf saya, gimana kalo mas saya antar pulang.Ayo mari masukMas!” pintanya tanpa menunggu persetujuanku.Wah kesempatan yang tidak boleh kusia-siakan nih.“Bagaimana ya…” kataku.“Please… ” katanya.Tanpa ba bi bu lagi aku langsung masuk ke Pajeronya yang langsung meluncur.“Ngomong-ngomong dari tadi kita belum kenalan, saya.. ohhh, Wan terus Wan… Mbak mau keluarrhh…” sampai suatu sentakan hebat akibat kontraksi otot-otot badannya yang menegang.“Waaan Mbak keluaaar hhh…”
Beberapa saat badannya masih tersengal-sengal, sambil berkata padaku,“Wan makasih, kamu hebat, Mbak sudah lama tidak merasakannya sejak suami Mbak meninggal.” “Sama-sama Mbak, saya juga sangat menikmatinya, saya suka sama Mbak,” ujarku. Uff… tak bisa kuceritakan nikmat yang kurasakan di selangkanganku itu.Apalagi ketika sesekali ia menghentikan kocokannya dan mengarahkan jempolnya ke urat yang terletak di bawah kepala batang kemaluanku.“Aaahhh… Mbaak… aaahh…” aku hanya bisa mengerang keenakan seraya terus mengecup




















