Gagah tapi sedikit rapuh, merantau dari keteduhan kota kecilnya di pelosok Sumatera. Bokeb Anku terlihat lega melepaskan hajat kecilnya. “Akh.. Tanpa disadarinya pada saat ia melintas, sesuatu di bagian celana Anku menampar bagian kepalanya, dan benda tersebut sepertinya besar dan cukup berat. Wajah yang biasa, daya pikir cenderung menurun dan karakter berubah-ubah. Lama Tante memperhatikan sosok Anku, Selama Anku memikirkan kelanjutan studynya.Anku terduduk dengan lesu telah ketiga kalinya ia terpaksa cuti dari kegiatan akademik. Seandainya ia mengetahui pancuran tersebut berada bersebelahan dengan kamar utama tempat peristirahatan Tante Cesty, tentu Anku tidak akan berani berbuat hal tersebut. Makan Siang ditemani Tante Cesty bukanlah yang menyenangkan bagi Anku, rasa malu dan hormat menimbulkan kejengahan pada Anku.Tepat di sebelah Anku Tante Cesty sedang memainkan pisau membentuk lingkaran pada buah apel ranum. Tante Cesty menunjuk ke arah lemari bagian atas yang terdapat barang-barang tidak




















