Tapi tidak apaapatoh tipuan ini membimbingku ke alam lain.Dulu aku paling anti masuk salon. Aku tersetrum. Bokep China Ia memulai pijitan. Ia hanyamenampakkan diri separuh badan.Mbak Wien.., aku mau makan dulu. Iatidak lagi dingin dan ketus. Keberuntungankah? Toh masih ada hariesok.Aku bergegas naik angkot yang melintas. Oh.., aku hanya dapat menunduk,melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari diruangan sempit itu. Lha wongMbak Wien menutupi wajahnya begitu. Ia masih dingin tanpaekspresi. Sekarang hitung penumpang angkot dansupir. Ataujanganjangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya purapura masuk. Dia mau pulang dulu ngeliat orangtuanya sakit katanya sih begitu, kata Wien.Setelah beberapa lama menyodoknya, Terus dong Yang.Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..! Hah..? Lalu pindah ke pangkal paha. Ah masa bodo. Akumembayangkan dapat menjepitnya di sini. Lalu ia mengolesi dadakudengan cream. Alamak.., jauhnya. Pintu salonkubuka.Selamat siang Mas, kata seorang penjaga salon,Potong, creambath, facial




















