Sore ini sepulang kerja aku kembali dibuat melotot disuguhi pemandangan yang ‘menegangkan’ saat Nuril yang hanya berdaster tipis menungging sedang mengepel lantai, pantatnya yang montok bergoyang kiri-kanan. Sakit Ndorooo..! Bokef Aaa.. “Mau pipis Nduk..?” tanyaku pura-pura kesal. Tersipu-sipu Nuril membuang wajah dan menutupi payudaranya dengan telapak tangan. Nggak berani.” Wajah gadis itu berkerut menahan pipis. Itu pun segera terdesak keluar lagi. Dengan tidak sabaran kutarik pinggang Nuril yang meliuk mulus agar ia berbaring di sisiku. Dengan tubuh yang masih gemetar dan lemas, Nuril perlahan turun dari ranjang dan mulai melompat-lompat di samping ranjang. “Mau pipis Nduk..?” tanyaku pura-pura kesal. Maklum, masih perawan. Tidak tahan membiarkan pantat seseksi itu, kutepuk pantat Nuril keras-keras. Aah..!
