Sampai di Posko sudah jam sembilan malam. Bokeb Hangatnya tangan Bu Etik terasa sekali. Yang empat itu masih gadis, tetapi mereka mengaku sendiri sudah tidak perawan lagi. Aku dan Mbak Etty kebagian mempersiapkan pentas seni. Bila malam hanya diterangi lampu minyak karena belum terjangkau listrik. Kunaikkan beha hitamnya dan muncullah penampakan luar biasa. Keluar masuk pedesaan yang belum pernah dikenal sebelumnya. Begitu aku merebahkan diri, meletakkan kepala di bantal, Bu Etik langsung miring ke arahku dan memeluk aku !! Kesibukan yang menguras tenaga dan pikiran, ditambah dengan kesulitan yang selalu muncul, membuat kelompok kami semakin kompak. Wanita cantik setengah baya ini masih merem, tetapi tangannya terus mencari kemaluanku.




















