Aku tercekat, begitu menyadari dan tahu benda yang terpampang di hadapanku. Atau,
“Wah.. Bokep China “Aduuh,” jerit Kak Sekar mematahkan suara guntur yang datang hampir bersamaan. Di atas gundukan itu, tangan nenek masih bercokol, menutupi sebagian ujungnya. Ini akan sangat dilematis bagiku. Sengaja kombinasi semua rasa, dari rasa takut, geli, nikmat, bangga dan entah rasa apalagi aku tak mampu melukiskannya, berbaur membentuk halusinasi tak terkira, yang mungkin bakal aku kenang sampai aku binasa kelak. Sebab, begitu terasa ada benda menyentuh kakinya, helaan nafasnya berubah, pertanda masih agak sadar. Tak seorangpun yang berani menatapnya kala ia berkata-kata, atau membantahnya, saat ia memberi perintah. Yang ku tahu, Mbak yang satu ini sangat dekat denganku, di banding Mbak Dwi, Mbak Erna atau Mbak Asih.




















