Senyum bahagia.“Abi…!” bisiknya pelan dan girang. Bokep Arab Motorku sudah sampai di tempat isteriku mengaji. berember-ember. Tapi mudah-mudahan sih nggak kenapa-kenapa,” ucap isteriku lagi.“Ya sudah, kalau begitu naik bajaj saja,” jawabku ringan.*******Pertemuan dengan mitra usahaku hari ini ternyata diundur pekan depan. Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya begitu mahal. “Ah…wanita gampang sekali untuk menangis,” batinku. Jangankan untuk kerja, jalan saja susah. Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku. “Lho, kok bilang gitu…?” selaku. Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini. “Lho, kok bilang gitu…?” selaku. Selalu saja, kalau tak keasinan, kemanisan, kalau tak keaseman, ya kepedesan!” Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.“Sabar Bi, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah.




















