Wanita itu tersenyum dingin, dan berkata lirih, “Maaf Ivon, aku cuma mengerjakan tugas, demi keselamatanku sendiri.”
Lalu ia berpaling ke arah dua rekannya sambil memberi kode mengajak pergi. Bokeb God, saya merasa jatuh cinta padanya, pada kenakalannya, pada kedewasaannya. Entah kenapa, tapi saya merasakan hal yang berbeda. Saya memejamkan mata merasakan kehangatan itu. Dia dapat berkelakar dalam bahasa Indonesia maupun Inggris dengan sangat lancar, bahkan dengan para waiter di kafe itu, yang baru saja dikenalnya. Ohh, benar-benar mabuk kepayang. Tiak lama kemudian, Jenny memasukkan jarinya ke lubang kemaluan saya. Saya sempat heran, orang macam apa sebenarnya teman saya ini. Saya menyodorkan dua lembar sepuluh pound itu ke arah mereka, dan si wanita Asia langsung menyambarnya dari tangan saya. Puting-putingnya berwarna merah jambu kecoklatan, dan tampak agak terangsang oleh sentuhan saya tadi. Saya sempat heran, orang macam apa sebenarnya teman saya ini.




















