“Udah, cukup. Bokep Thailand Kita terdiam sejenak. Kita sedang di ruang serbaguna apartemenku. Ini yang berbeda: sebelum-sebelumnya tidak ada Budi. Budi di kamar. Tidak menunggu jawabanku, Timo lalu berdiri dan berjalan ke arah kamar tidur. Selang beberapa menit kemudian aku kembali menjantani Timo. “Thanks,” kata Timo pelan.Aku beranjak mengambil handuk. Anehnya begitu, meski aku sendiri notabene sudah melakukan lebih darinya. Seakan memberi bantuan pada Budi, Timo menggantikannya menghisap kontolku. Budi pun juga ikut menjilati kontolku. Mereka terlihat masih curiga. “Gue dulu pernah lihat nama Budi di daftar family elu di FB,” jelas Edwin, sekarang mengerutkan dahinya.“Gue yakin bener.” Budi yang sejak tadi menyibukkan diri membaca berita di ponselnya sekarang terfokus pada pembicaraan. Kedua tangannya mengarahkan kepalaku, dan dia menciumku—menciumku untuk pertama kalinya.Selagi kita berciuman tanpa kusadari Budi sudah mengambil pelumas dari dalam laci dan membawanya kemari.




















