Tapi aku gagal, meski beberapa lama mencoba. Belum sempat aku keluar dari pintu ruangan rapat, suara nyaring cewek memanggilku.“Didik .. Bokep Mama Sementara lidahnya beraksi di sana, tangan kanannya mengusap-usap kepala rudalku dengan lembut. Kuperhatikan wajah Mbak Viona mirip ayahnya sedang Sarah mirip ibunya. Aku baru mengerti, Sarah sengaja melama-lamakan membenahi catatan rapat supaya ada kesempatan ngomong berdua denganku.“Emangnya, ada apa sih?” aku balik bertanya.“Enggak ada apa-apa sih .. Kuimbangi dengan aksi serupa. Setelah itu mulai kugoyang-goyang pantatku pelan-pelan sambil kupejamkan mata. Bergerak maju mundur dari pelan dan makin lama makin cepat.“Aaaah… Hoooohh,” aku hampir pada puncak, dan Mbak Viona cukup cekatan. Aku jadi ingat Nita. Sementara lidahnya beraksi di sana, tangan kanannya mengusap-usap kepala rudalku dengan lembut. Kuimbangi dengan aksi serupa. Selebihnya kami lebih banyak diam sambil tiduran selama perjalanan.Yang disebut kamar kos oleh Mbak Viona ternyata sebuah faviliun.
