Tahu aku pandangi, Mbak Indah memencet hidungku sambil ngomel-ngomel kecil, dan kami pun tertawa. Bokep Family Mbak Indah kemudian melepas BH, kulot dan CD-nya yang juga berwarna hitam. Seterusnya merayap ke atasku, mengangkang tepat di depanku. Setiap kupercepat lagi, tangan Mbak Indah meraih tanganku lagi, sehingga akhirnya aku mengerti dia hanya mau jariku bergerak pelahan di dalam memeknya.Beberapa menit kemudian, kurasakan Mbak Indah mengangkat kepalaku menjauhkan dari memeknya. Yang jelas, sudah aku bilang bahwa aku nggak pacaran sama Nita.”Aku sama sekali tidak bohong pada Sarah, karena aku sama Nita memang sudah punya komitmen untuk ‘tidak ada komitmen’. Kemudian turun lagi ke bawah, ke perut, berhenti di pusar. Langsung kupeluk dia dari belakang tepat di depan pintu kamar mandi. Kupelankan lagi, dan Mbak melepas tangannya dari tanganku. Dia tersenyum yang diteruskan mencium bibirku dengan lembut.




















