Ente ngga bisa keluar tanpa bayar segitu.”,
sahut sang supir, namanya Abdul. Duh…gimana ya. Bokep Montok Ucok terus
memilin puting kananku, dan sekarang dia mulai menjilati dan menciumi
ketiak aku.“Ah..mas…”, erangku semakin keras. Penis panjang itu masuk perlahan, memberiku sensasi kenikmatan yang
tinggi.“Ohhhhh…sshhttt….shhh..”, erangku.Setelah itu, dengan cepat Abdul mulai menyetubuhi aku. Sedang Ayu agak kecoklatan
namun wajahnya cantik juga. Ugh…kurang ajar betul…Semprotan demi semprotan sperma mulai mengalir dan membasahi batang
tenggorokan aku. Kayak udah teman lama aja, padahal baru kenal. Aku ambil sebutir dan dengan seteguk vodka,
aku menelannya…. Kita sudah berpakaian lagi sekarang. Keringatku mulai membasahi kening.“Udah gini aja. Ucok juga sudah ngga
menikmati payudara aku yang putingnya udah menegang ini.“Sudah mas?”, tanyaku pelan sambil berusaha memunguti pakaian-pakaian aku
yang tadi dilempar ke bangku paling belakang. Tapi mbaknya musti mau anu…”, ujar Ujang sambil
disambut dengan gelak tawa teman-temannya.“Udah ah. Dengan cepat aku cabut mulutku dan menarik nafas
panjang…Lalu aku tersedak




















