Lama-lama jadi keterusan juga. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai
larut malam begini. Bokep Dam memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api hingga hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Reni mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Seharusnya kamu
bilang sejak semula…,” kataku mencoba menghibur.Reny hanya diam saja. Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat
kenikmatan klimaks ribuan volt. Aku hampir tidak
percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Wajah gadis itu masih terus membayang dipelupuk mata. Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.“Maafkan aku, Reni.
