Aku merengut, hendak marah, tapi tak jadi, pahanya yang mulus terpampang di depanku, membuat gondokku hilang.Setelah itu aku mulai tertarik mencuri-curi pandang. Kemana lagi?”
“Kita ke pantai saja yuk. Bokeb Kami berciuman kembali. Bukan menghujat. Setelah pagi, baru aku mengantarnya pulang. Kunikmati kecantikan wajahnya. (Ini cuma sekedar nyentil, lho. “Memang akan terus di sini? Aku mainkan lidahku di puting kedua buah dadanya yang mulai mengeras. Diana tak sadar, dia memejamkan mata, menikmati asap rokok yang mengepul dan keluar melalui jendela yang terbuka. Boleh saya menumpang?” Diana berteriak kepadaku.“Kemana?”
“Rumah. Dia telah semakin akrab denganku.“Kamu sudah punya pacar, belum?” Tanyaku. Diana meminta satu rokokku. Di sana kami terdiam, mendengarkan ombak, begitu istilah Diana tadi. “Wawancarai kita dong”, Salah seorang temannya nyeletuk.




















