Kenapa ragu? Alia benar-benar teriak! Bokep Mama Pelan-pelan dong.”
“Oh, sorry Yang.”
Kukecup keningnya semesra mungkin, penuh perasaan. Bingung gue. Sementara? Kurasakan kewanitaannya tak ada masalah, masih cukup erat menjepit penisku. Entar deh, lihat-lihat situasi.” Alia duduk di ranjang dan mengangkat sebelah kakinya mulai mengenakan celana dalam. Oh! Sementara? “Sebenarnya, gue kurang pede, Mas.”
“Gue nggak melihat begitu, kenapa sih?” tanyaku. Kadang tusukan kubarengi dengan hentakan kuat. Alia dan rombongan akan tiba Minggu sore di Jakarta. Tentunya dia makfum akan “langkah selanjutnya”. Tapi kali ini Alia “menghidangkan” seluruhnya! Semacam curhat. Penis dan jariku yang sudah menikmatinya. Udah biasa gitu ya?”
“Bukan begitu,” sahutku cepat-cepat. Membayangkan tubuh putihnya yang telanjang bulat di kamar mandi penisku mulai bergerak bangkit lagi.




















