Ditambah aku memang orang kepercayaan Pak Alvin.Selesai ku antarkan Pak Alvin yang setengah mabuk karena bersenang-senang di klub malam, ku pacu kendaraan dengan kecepatan sedang menuju tol dari arah Pondok Indah. Dengan kedua jari, ku buka bibir vaginanya dan ku sapu lembut dengan lidahku. Bokep Colmek Mau aku temenin dulu?” Tanyaku setengah mengantuk. Sofa empuk berbalut kulit coklat dengan ukuran yang cukup besar untuk permainan liar kita berdua.Aku duduk dan mengisyaratkan Gisell untuk duduk di atasku. Tidak bisa kulihat jelas kondom berwarna hitam tersebut karena lampu kamar yang mati, hanya diterangi temaram lampu meja berwarna kuning.“Sini, kupakein dulu…” Pinta Gisell, aku pun menggeser pinggulku agar penisku mendekat ke arahnya. Terasa kedutan kencang di dalam vaginanya yang menambah kenikmatan di penisku.“Urrghhh, Shannnn….” Desis Gisell.Semakin lama, penisku terasa semakin sesak karena dorongan sperma yang sudah tidak sabar untuk keluar bebas.




















