Namun sekali lagi, Suster Vika berhenti lagi sambil tersenyum. Air maniku, kurasakan sudah hampir tersembur keluar dari dalam kemaluanku. Bokep Montok Padahal kemarin siangnya, aku masih bisa mengemudikan mobilku seperti biasa, tanpa ada gangguan apa-apa. Setelah merasa pas, ia menurunkan pantatnya, sehingga batang kemaluanku amblas sampai pangkal ke dalam liang kemaluannya. Di kamar itu, ada dua tempat tidur, satu milikku dan satunya lagi untuk seorang pasien lagi, tentu saja cowok juga dong. END Suster, saya pinjam handuknya deh. Sementara jari telunjuknya disodokkan satu ruas ke dalam lubang anusku. Jadi tidak terasa, tahu-tahu jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Nah, sekarang coba Mas buka celananya. Sementara itu Suster Vika dengan tubuh yang sedikit bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih asyik mengocok-ngocok kemaluanku. Akhirnya, siksaan (atau kenikmatan) itu pun usai sudah. Kami sama-sama tertawa puas. Wajahku jadi memerah dibuatnya.




















