“Eh.. Tapi aku nggak mau kalah. Bokep Indo maaf..” seru Tante Wiwin. Kesannya tua katanya.Siang itu Ci Linda malah mengajakku jalan-jalan. Tante Wiwin pun setuju, namun aku dan Ci Linda berangkat duluan.Malam itu kami check-in di salah satu hotel di daerah Thamrin. nikmat sekali. Lidahku semakin liar menjelajahi klitoris dan bibir vaginanya. Entah kemana perginya Fanny. Aku tersenyum sambil melirik ke arah Tante Wiwin. Aku nggak pernah tau dia tinggal dimana, dengan siapa, bahkan aku tak pernah dikasi nomer telepon rumahnya. Tapi entah kenapa aku penasaran sekali dengan Fenny. Biasanya aku nggak pernah meladeni teman-teman chat yang janjian ketemu via SMS. Mudah-mudahan kesampean dapat anak laki-laki. Ya gimana nggak keras sedari ngobrol tadi mataku tak lepas dari bahu Tante Wiwin yang mulus dan kedua belah paha Ci Linda yang putih. Sementara bibir kami asyik saling melumat. Dia melepaskan diri dari tubuhku
