Aku dan Jenny sudah akan keluar menuju ke kantin, ketika tiba tiba aku melihat pak Edy masuk.“Eliza, selesai istirahat, temui saya di ruangan saya. Bokef Pemandangan ini membuat gairahku naik, melihat Vera dengan pipinya yang begitu putih, menggembung karena mulutnya menampung penis temannya yang pasti amat hitam itu. Aku merasa sedikit menderita dengan keluar masuknya penis itu di liang vaginaku ini. Untungnya Dedi sendiri juga sedang mengerang, ia akan segera orgasme.“Ooooh… Elizaaa… memekmu… enaaaak…”, erang Dedi.Tubuhnya tersentak beberapa kali saat penisnya menyemprotkan sperma ke dalam liang vaginaku. Kembali aku harus melayani kedua pemerkosaku ini, siswa sekolah ini, yang seangkatan denganku. Tekanan yang dilakukan pak Edy pada puting payudaraku ditambah kecupannya pada leherku, membuatku menggelinjang. Sedangkan keadaanku sendiri kelihatannya tak jauh beda, karena mukaku rasanya panas, jantungku juga berdegup kencang.“El, siapa ya yang lagi asyik nih siang siang gini?”, tanya Jenny




















