Badanku mengejang dan cairan orgasme kembali mengalir dengan deras bercampur darah keperawananku. Tak sampai 15 menit kemudian, aku mendapat orgasmeku yang pertama.“Paa.. Bokep Asia Memekmu pasti nikmat. Jangan,” rintihku.Namun, kurasakan birahiku mulai naik, bahkan lebih daripada ketika aku menonton film porno di kamarku diam-diam. Rasanya ajaib sekali! Ja.. Kurasakan mukaku memerah dan spontan aku menutupi dadaku.“Ehem.. Memekmu bagaikan sorga, Nin.. Tante koma?” ujarku terbata-bata. Ia sangat baik terhadap Ibu dan aku. Kulitku putih bersih dengan rambut panjang sepunggung. “Nin, Papa suka banget sama kamu..” balas Papa sambil mencium pipiku.Jarinya dengan lihai menggosok-gosok dan menekan titik rawan itu dengan berirama. Dengan perlahan ia memasukkan kepala penisnya ke dalam liang vaginaku, namun terhalang oleh selaput daraku. Melihat reaksiku, Papa malah semakin bernafsu. Jilatan maut di telingaku menambah nafsuku.











