Nia mau Mas bahagia”, ia menjawab permintaanku dengan nada lirih hampir berbisik.Mendengar pernyataannya yang terakhir itu, aku makin tidak bisa mengendalikan perasaanku, dan akupun semakin ingin membayangkan ia sedang berdiri dihadapanku saat ini. Setiap kali aku mereMas, setiap kali pula gelegak itu bagai hendak meluap keluar. XNXX Bokep Tania menjerit lebih keras.Dan Aku merasakan jepitan menguat di bawah sana, seakan mereMas, dicampur denyut-denyut keras. Ketika ujung gagang telephone telah diangkat ke telinganya terdengar suara lelaki yang sudah sangat diakrabinya.“Halo Nia, ini Mas..”, aku menyapanya.“Halo Mas, ini lagi di mana..”, ujar Nia dengan nada gembira yang sengaja disembunyikannya.“Lagi di rumah dong.., Nia sudah mau bobo’ yaa..?”, tanyaku lagi.“Ahh.. dan turun pelan-pelan sekali. Nyaman sekali rasanya berendam di air hangat. Menyesal karena merasa dirinya terlalu ragu-ragu bertindak.Tak lebih 15 kilometer jauhnya dari kamar tidur Tania, aku juga sedang terlentang sendirian di ranjang besar




















