ah!” Erangan itu diiringi menyemburnya cairan hangat berwarna bening membasahi mulutku, setelah kuturunkan badannya dan Salsa membantu menjilati cairan yang masih tersisa di vagina Wilona sampai bersih, tubuh Wilona mulai melemas.“Feri, kamu waktu main sama Vivi juga seperti ini ya, permainanmu bagus sekali” puji Wilona padaku.“Ah biasa aja kok kak Wilona” sahutku sambil memiringkan tubuhnya dan kuarahkan penisku ke lubang yang sudah basah itu.Sedikit demi sedikit akhirnya dengan susah payah akhirnya penisku mentok juga pada vaginanya itu.Setelah itu aku memacu badanku maju mundur sambil meremas payudaranya dan Salsa menjulurkan lidahnya untuk beradu dengan lidahku. Bokeb aaww.. Tidak kuhiraukan lagi bahwa gadis ini sebenarnya adalah seniorku dan kuangkat kakak angkatku yang harus kuhormati, yang terpikir saat itu hanyalah nafsu yang makin membara.Mendadak kurasakan sebuah tangan dengan jari-jarinya yang lembut menggenggam batang penisku yang nganggur.




















