Boleh ya? Bokep Korea Benar-benar kampanye, nih? Hahaha.”Dia ikut tertawa.Aku mengambil rokok dari saku depan kemejaku, menyalakannya. Kantornya “x” (nama koranku), khan. Sampai ketemu.” Pamitku.“Eh, Mas, Mas Ray! “Ohk!.., aduh Mas Ray, cuma bisa masuk seperempat…”“Ya udah Diana, udah deh jangan dipaksaain, nanti kamu tersedak.”Kutarik tubuhnya, dan kurebahkan ia di seat Kijangku. Diana terpejam dan kudengar nafasnya mulai agak terasa memburu, kami berdua terbenam dalam ciuman yang hangat membara. Aku tersenyum, dan ia pun tersenyum. Kuciumi daerah hitam itu. Politik? Nanti pasti ada lagi yang ingin manjat tugu selamat datang.” Kata gadis yang menarik perhatianku itu.Aku pun duduk dekat mereka, berbincang tentang pemilu kali ini. Aku keluarkan ujung lidahku yang lancip lalu kujilat dengan lembut klitorisnyana. Mereka lumayan loyal terhadap partai mereka itu, walaupun tampak sedikit kecewa, karena pemimpin partai mereka itu kurang berani bicara.




















