Aduh nikmat sekali. Bagian dalam vaginaku masih berdenyut dengan lembut, aliran
darahku dan birahiku masih belum turun dari kepala. Bokep Montok Aku pura-pura
masih tertidur lelap. Diusap-usapnya rambut kemaluanku untuk
beberapa lama, dan kemudian jari tangannya mulai terasa menggesek
dinding vagina dan kemudian ke atas ke arah klitoris. Mas Ton menangkap apa yang kumaksud. Dalam keremangan
lampu 5 watt, kulirik Mas Ton kakak iparku yang masih kelihatan tidur
pulas di sebelahku tanpa terhalang oleh tubuh Mbak Rani, walaupun jarak
kami cukup jauh.Dalam tidurnya yang telentang dengan mengenakan piyama
warna abu-abu, tanpa sengaja kulihat ke arah selangkangannya. Sampai akhirnya kami kehabisan cerita dan tertidur. Dan
aku masih pura-pura tidur. Aahhh.., dan pada saat yang hampir
bersamaan, Mas Ton menekankan pinggulnya ke pahaku, dan batang kemaluan
yang berada dalam genggamanku terasa berkedut-kedut dengan kuat, dan
kurasakan air maninya memancar dan membasahi pahaku. Kaki
kirinya telah menindih kedua lututku yang diam tak dapat berontak,
karena hasratku membuatku bingung.










