Ada yang berbisik-bisik sambil tertawa. Windu memejamkan mata berusaha mengusir wajah kedua orang itu. Bokeb Kini ia mulai tertawa terbahak-bahak. Payudaranya berayun-ayun mengikuti gerakan tubuhnya. Kondom yang dipakainya terjatuh ke lantai kamar mandi, karena batang kemaluan yang sudah kembali menciut. Kiri kanan terlihat kamar-kamar yang hanya ditutupi selembar hordeng yang warnanya tidak jelas. Tak dihiraukannya serbuan pertanyaan si mungil. Sudah terlanjur ada di dalam. Di hadapan Windu kini berdiri sesosok tubuh telanjang. Dari wajahnya, Windu menaksir usianya yang paling baru sekitar 18-an. Di depan, kembali ia bertemu dengan Dewi si resepsionis.“Sudah, pak..?” pertanyaan Dewi tidak digubris. Windu berbaring menelungkup di ranjang berlapis seprei putih yang masih bau pewangi. Yang ada di kepalanya hanya si mungil yang telanjang bulat, di sela-sela pertanyaan mengapa yang terus memenuhi kepalanya.Ia terus meremas, mengocok, meremas.




















